Rabu, 18 Juli 2018

MY L.O.V.E (PART 7) #Untold Story



Malam Mingguaaan!!

Diana melirik jam dinding berbentuk Winnie the pooh yang terpasang di dalam kamat tidurnya yang serba pink. Sekarang sudah mendekati jam setengah lima sore, kemudian dengan tergesa-gesa dia pun mengetik sebaris SMS untuk Ben.

“Ben, km bs jmpt aku kn??? Nympe d sini jm stngh 7. Bs kn?? J”
Reply : BEn >PErfECto!!! (Sending…)

Lima menit kemudian, Diana pun menerima balasannya. Meskipun dia sedikit geli dengan kata-katanya Ben.

“Diana… Diana… I Will be back soon! Gw always on time!!! >_<
From : Ben >PErfECto!!!

 Setelah melihat sebaris SMS singkat Ben, Diana pun segera bersiap-siap. Dia dan kakaknya saling bekerja sama untuk mendandani satu sama lain mulai dari pekaian, riasan wajah, sampai tatanan rambut. Diana memakai rok putih polos dengan gesper hitam kupu-kupu dan tanktop pink ditambah jaket mini berwarna putih. Sedangkan kak Nita memakai baju kuning panjang bertuliskan “DON’T TOUCH ME!!! BUT JUST LOVE ME!” beserta celana panjang ketat bercorak zebra. Kalau tatanan rambut sama riasan wajah yang sederhana-sederhana aja, mereka berdua memilih riasan soft (bedak plus lipstick merah jambu). Rambut mereka sama-sama digerai dan dipakaikan bando, bedanya kalau Diana bando pink sedangkan kakaknya bando blue sky.

Sekarang sudah setengah tujuh kurang lima, Diana dan Nita sama-sama menunggu di depan rumah saja menanti kedatangan Ben. Tak lama kemudian, terlihat mobil BMW hitam berplat no. B 8369 BM berhenti di depan rumah Diana. Segera saja satpam yang bernama Asep Sunardi membukakan pintu pagar rumah untuk mobil tersebut. 

Setelah si pemilik memakirkan mobilnya, turunlah seorang cowok dengan memakai kemeja kotak-kotak berwarna hitam-putih dan celana panjang hitam, rambutnya rada di spike nanggung. 

Coba tebak Siapa??? Ya… Siapa lagi kalau bukan ‘Benjamin Fredrick Edison’  yang sekarang penampilannya beda 180 derajat… Semakin tampan dan mempesona…

“Ben… Ya Tuhann!!! Kamu Ben, kan??” tanya Diana sedikit terkejut akan penampilan Ben hari ini yang berbeda dari biasanya (Biasanya dia Cuma pakai Kaus dan Jeans).

“Ya iyalah, di… Masa loe udah lupa sama wajah gue!” celetuk Ben sedikit kesal.

“Ben kamu itu rapii bangeett!!! Tambah ganteng! Gitu dong kalo dandan, jangan terlalu cuek! Kalo gini kan, cewek mana yang nggak bakalan jatuh cinta sama kakak BEN!!! Ya kan kak Nita??”

“IYA!” jawab kak Nita tanpa basa-basi lagi.

Mendengar komentar Nita dan Diana, membuat hati Ben menjadi berbunga-bunga, apalagi kalimat terakhir Diana yang menurutnya pujian terbaik yang pernah dia terima. Sekarang dia semakin percaya diri untuk memberikan Diana sesuatu yang menurutnya istimewa sesuai janji yang telah dia ucapkan. 

“Ya udah, Ben! Cepet masuk yuk sekalian kita pamit ke papa ku!” ajak Diana yang sudah tak sabaran lagi bakal malam mingguan sama sohib-sohibnya.

Kemudian mereka bertiga maksudnya Ben, Diana, dan kak Nita sama-sama masuk ke dalam rumah untuk menemui papa serta pamit. Di dalam Ben menjadi penanggung jawab untuk menjaga keselamatan Diana dan kak Nita, papa sangat percaya pada Ben sebab selama ini kalau pergi bareng teman-teman, Diana pasti minta dianterin Ben kayak sopir pribadi, tapi ini lebih dari itu. (apaan daah?!)

“Ben om percaya sama kamu buat jagain anak-anak , om! Ingat jangan lebih dari jam 11 malam, ya…” pesan papa sekali lagi.

“Iya, om! Ben janji… om sama tante tenang aja.”

“Makasih ya, Ben…” tambah mama di akhir percakapan.

Lalu setelah berpamitan, mereka bertiga pun segera masuk ke dalam mobil. Ben duduk di depan sedangkan Diana dan Nita di belakang, waahh… jadi supir beneran nih! Tapi supir yang satu ini ganteng abeezz…

***
Setengah perjalanan telah dilalui, kemudian kak Nita menyuruh Ben untuk berhenti di depan pom bensin yang lumayan jauh dari rumahnya. Di sana terlihat seorang cowok beserta mobil jaguar putihnya melambaikan tangan kepada mereka bertiga.

“Kakak turun di sini ya! Kamu hati-hati ya, di! Ben kakak titip adik kakak yang paling manja ini, ya??!” mendengar perkataan kakaknya yang rada nyinggung, Diana langsung menonjok pelan bahu kakaknya itu.

“Siip, kak…” sahut Ben sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah Nita turun, Diana kemudian merubah posisi duduknya jadi di depan tepat bersebelahan dengan Ben. Sejujurnya, Ben sedikit canggung tetapi ia berusaha bersikap tenang dan biasa aja meskipun hatinya mungkin bisa melompat-lompat saat ini juga.

“Kak. Nita dan kak. Dimas itu cocok ya!!! Menurut kamu gimana Ben??” pertanyaan Diana yang polos membuat Ben yang sedari melamun karena gembira menjadi normal kembali.

“IYA COCOK BANGET!!!” jawabya excited.

“Kaloo gitu… kamu mau nggak bantuin aku nyomblangin mereka??”

“HAH?!” respon yang benar-benar terkejut kini tengah dirasakan Ben. “Nyomblangin??? It’s impossible!” gumannya dalam hati. Tetapi bagaimanapun Diana tengah meminta bantuan padanya dan dia tidak boleh menyia-nyiakannya, dan pada akhirnya Ben pun mengangguk meski dengan setengah terpaksa karena dia nggak tahu sama sekali caranya. 

Ben pun segera mengganti topik pembicaraan mereka agar dia merasa tidak kaku dan suasana lebih mencair sambil menikmati alunan lagu dari radio kesayangan mereka berdua ’98.70 -Gen FM’ dan nikmatnya suasana malam mingguan di tengah padat merayap kemacetan.

“Ben kerasin radionya, deh!!! Ini lagu favorit aku!! Ayo cepetan kerasin…” ucap Diana dengan volume suara tiba-tiba mengeras sambil tepuk tangan sendiri, membuat Ben geleng-geleng kepala sendiri plus tertawa geli melihat pola tingkah adik tersayangnya!  (Adik?!)

“Aku jatuh Cinta”

Part 1 :
Awalnya ku tak mengerti apa yang sedang ku rasakan
Segalanya berubah dan rasa rindu itu pun ada
Sejak kau hadir di setiap malam dan tidurku 
Aku tahu sesuatu sedang terjadi padaku

Part 2 :
Sudah sekian lama ku alami pedih putus cinta
Dan mulai terbiasa hidup sendiri tanpa asmara
Dan hadirmu membawa cinta… sembuhkan luka ku
Kau berbeda… dari yang ku kira

Reff :
Aku jatuh cinta…
Kepada dirinya…
Sungguh-sungguh cinta… 
Ku apa adanya…
Tak pernah ku ragu
Namun tetap selalu menunggu
Sungguh… sungguh… aku …
Jatuh cinta kepadanya…

Part 3:
Co…ba-coba dengarkan apa yang ingin aku katakan
Yang selama ini sungguh… Telah lama terpendam…
Aku tak percaya… Membuat ku tak berdaya…
Tuk ungkapkan apa yang ku rasa…

Back to reff…
* Kadang aku cemburu…
Kadang aku gelisah…
Seringnya ku tak mampu
Tuk lalui hari ku
*Tak dapat ku pungkiri
Hatiku yang terdalam
Betapa Aku…
Jatuh… Cinta kepadanya… Aaa…

By : ROULETTE

Di dalam mobil BMW ber- AC, Diana mengajak Ben untuk berkaraoke ria bersama untuk menyanyikan lagu favorit cewek manis tapi supeerr manja itu. Apalagi pas reff-nya suara mereka berdua makin kenceng aja di dalam mobil. Tanpa disadari Diana, sebenarnya lagu itu benar-benar sedang menggambarkan perasaan Ben yang kini sedang tidak menentu… Kadang Gelisah?? Atau Cemburu???

“Waaa… SERU YA BEN!!! Tapi sayaang… lagunya abis. Huu…” Komentar Diana yang singkat penuh keluguan, membuat Ben jadi berusaha menahan tawanya. Mimik wajah adiknya itu sangat??? Sangat… sangat… POLOS! 


‘TENG!’

***






*Pict. source: https://jasmin.bg/wp-content/media/2017/02/everyday-love-illustrations-philippa-rice-18.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MY L.O.V.E (PART 19) #Untold Story

SEBUAH PENGAKUAN (III) Diana menatap Micky, tatapan cowok itu begitu kelabu. Tidak ada sinar yang terpancar di sana. ...