SEBUAH PENGAKUAN (III)
Diana menatap Micky, tatapan cowok itu begitu kelabu. Tidak ada sinar yang terpancar di
sana. Gadis itu menggenggam tangan Micky lebih erat dari sebelumnya meski dalam keadaan
membisu.
“Diana apa yang bakal kamu rasain kalau kamu tahu penyebab kematian ayahmu itu karena sebuah tindakan kriminal??” tiba-tiba pertanyaan terlontar dari bibir Micky di tengah kesunyian mereka berdua.
“Tentu aku sangat sedih Mick dan... juga marah. Tapi, yang pasti pertama aku cari tahu adalah orang yang menyebabkan ayahku meninggal...”
Micky mendadak tersenyum, kemudian melanjutkan ceritanya itu...
“Aku juga melakukan hal yang sama. Tidak begitu sulit untuk mengungkap pelaku pembunuhan ayahku. Tetapi, ada satu yang sangat aku sesali di...”
“Apa itu Mike?”
“Yang membunuh ayahku ternyata teman bisnis ayahku sendiri... Dan dia sekarang udah mendekam di penjara, meskipun dia juga akan bebas lagi saat masa tahanannya habis. Padahal teman bisnis ayahku itu adalah ayahnya Liliana. Aku menyesal...”
“Maksud kamu?”
Nafas Micky memberat, “Li..liana itu adalah pacarku di... hmm calon tunanganku nanti.” Mulut Diana terkunci, matanya membulat, seakan tidak mau percaya.
***
“Makasih ya Diana udah mendengar semua cerita masa laluku.”ucap Micky setelah
mengantar Diana sampai ke rumah.
Gadis itu tersenyum, “Iya Mike... Kita ini teman dan teman harus saling berbagi suka dan
duka. Kalo kamu mau, aku bisa ajak kamu kenalan sama teman-temanku besok pas pulang sekolah. Pokoknya kamu harus melupakan kejadian buruk itu... anggap aja ini jalan cerita hidup mu. Naskah yang udah Tuhan ciptakan buat kamu... aku yakin ada hikmah tersendiri dibalik semua yang kamu alami...”
“Diana apa yang bakal kamu rasain kalau kamu tahu penyebab kematian ayahmu itu karena sebuah tindakan kriminal??” tiba-tiba pertanyaan terlontar dari bibir Micky di tengah kesunyian mereka berdua.
“Tentu aku sangat sedih Mick dan... juga marah. Tapi, yang pasti pertama aku cari tahu adalah orang yang menyebabkan ayahku meninggal...”
Micky mendadak tersenyum, kemudian melanjutkan ceritanya itu...
“Aku juga melakukan hal yang sama. Tidak begitu sulit untuk mengungkap pelaku pembunuhan ayahku. Tetapi, ada satu yang sangat aku sesali di...”
“Apa itu Mike?”
“Yang membunuh ayahku ternyata teman bisnis ayahku sendiri... Dan dia sekarang udah mendekam di penjara, meskipun dia juga akan bebas lagi saat masa tahanannya habis. Padahal teman bisnis ayahku itu adalah ayahnya Liliana. Aku menyesal...”
“Maksud kamu?”
Nafas Micky memberat, “Li..liana itu adalah pacarku di... hmm calon tunanganku nanti.” Mulut Diana terkunci, matanya membulat, seakan tidak mau percaya.
***
“Makasih ya Diana udah mendengar semua cerita masa laluku.”ucap Micky setelah
mengantar Diana sampai ke rumah.
Gadis itu tersenyum, “Iya Mike... Kita ini teman dan teman harus saling berbagi suka dan
duka. Kalo kamu mau, aku bisa ajak kamu kenalan sama teman-temanku besok pas pulang sekolah. Pokoknya kamu harus melupakan kejadian buruk itu... anggap aja ini jalan cerita hidup mu. Naskah yang udah Tuhan ciptakan buat kamu... aku yakin ada hikmah tersendiri dibalik semua yang kamu alami...”
Micky menatap bola mata Diana lekat, hatinya lega dan tenang, ia merasa kembali
menemukan jalan hidupnya yang sempat berantakan. Semangat itu deras mengalir dan dalam
hatinya ia berjanji akan lebih mendekat pada Tuhan karena baginya hikmah terindah yang di
dapatnya sekarang adalah menemukan sosok Diana, bidadari keajaiban di hidupnya kini.
“Aku berhutang budi padamu, di... Kebaikanmu akan slalu aku ingat.” “Hahaha, santai aja Mike. Ini bukan apa-apa kok! Ayo kamu semangat yah!!”
Tanpa ada keraguan, tiba-tiba saja Micky mengecup kening Diana lembut. Lutut Diana mendadak lemas, dia tak berkedip terus menatap Micky seraya bayangan cowok itu menjauh dari hadapannya.
***
Seandainya aku bisa mengulang saat itu dalam mimpiku Aku pasti akan terus tidur terlelap
Seandainya aku bisa merekam hal itu pada sebuah video Aku pasti akan terus memutarnya ulang
Seandainya aku bisa menghentikan waktu tuk beberapa saat Aku pasti akan terus membiarkannya
Seandainya aku bisa
Aku terlalu banyak berandai sepertinya...
Diana menarik selimutnya dan memeluk boneka Teddynya yang besar -erat. Seraya membayangkan tulisannya dapat menjadi kenyataan dalam mimpi terindah bersama ‘dirinya’.
“Aku berhutang budi padamu, di... Kebaikanmu akan slalu aku ingat.” “Hahaha, santai aja Mike. Ini bukan apa-apa kok! Ayo kamu semangat yah!!”
Tanpa ada keraguan, tiba-tiba saja Micky mengecup kening Diana lembut. Lutut Diana mendadak lemas, dia tak berkedip terus menatap Micky seraya bayangan cowok itu menjauh dari hadapannya.
***
Seandainya aku bisa mengulang saat itu dalam mimpiku Aku pasti akan terus tidur terlelap
Seandainya aku bisa merekam hal itu pada sebuah video Aku pasti akan terus memutarnya ulang
Seandainya aku bisa menghentikan waktu tuk beberapa saat Aku pasti akan terus membiarkannya
Seandainya aku bisa
Aku terlalu banyak berandai sepertinya...
Diana menarik selimutnya dan memeluk boneka Teddynya yang besar -erat. Seraya membayangkan tulisannya dapat menjadi kenyataan dalam mimpi terindah bersama ‘dirinya’.
Nice dream, my handsome guy...
***
*Cerita buatan fiksi yg tak kunjung ending
Dibuat sejak 2008 sekitar masih SMP
masih komputer dengan disketnya. Lol
HAPPY READING :)
*pict. source:
https://www.pinterest.com/pin/314126142732544760
Tidak ada komentar:
Posting Komentar